3 hotel mewah di Hong Kong berhenti menyajikan kopi luwak, salah satu kopi
termahal di dunia, setelah melihat hasil penyelidikan yang dilakukan
kelompok pembela hak hewan, PETA.
Kopi luwak dibuat dari biji kopi yang telah dimakan dan kemudian dikeluarkan dari saluran penceranaan luwak.
Luwak menyukai biji kopi yang telah matang dan memakannya. Saat biji kopi itu keluar dari saluran pencernaan hewan itu, biji kopi itu mendapat tambahan rasa yang lebih kaya.
Menurut ahli kopi Hong Kong Graffeo, satu kilogram kopi luwak di wilayah otonomo China itu dihargai seharga US$400.
Namun, saat PETA Asia melakukan penyelidikan terhadap sejumlah perkebunan kopi yang menghasilkan kopi luwak di Indonesia dan Filipina, dua produser utama kopi luwak dunia, mereka menemukan bahwa luwak ditangkap di alam, dimasukkan ke dalam kandang kecil, dan hanya diberi makan biji kopi setiap harinya.
Mereka tidak diberi makanan lain dan disimpan di kandang selama bertahun-tahun.
Dalam video penyelidikan mereka, PETA memperlihatkan bahwa luwak-luwak di perkebunan kopi itu memperlihatkan perilaku tidak normal seperti terus bergerak mondar-mandir, berputar-putar, dan menggigit kerangkeng.
Laporan PETA itu menyebabkan tiga hotel papan atas di Hong Kong yaitu Langham Hotel, InterContinental Hotel, dan Landmark Mandarin Oriental memutuskan berhenti menyajikan kopi luwak.
Juru bicara Langham Hotel yang telah menyajikan kopi luwak selama empat tahun mengatakan, "Ketika kami melihat video dari PETA yang memperlihatkan luwak berada di dalam kurungan dan dipaksa makan kopi, kami memutuskan untuk mendukung kampanye PETA."
Hotel InterContinental mengaku tidak mengetahui adanya perilaku tidak berperikemanusiaan dalam pembuatan kopi luwak dan memutuskan untuk tidak menyajikan lagi kopi itu.
Adapun Landmark Hotel menegaskan akan mencoret kopi luwak dari menu mereka mulai bulan depan.
TAGS: LifeStyle, Food, News, World
Kopi luwak dibuat dari biji kopi yang telah dimakan dan kemudian dikeluarkan dari saluran penceranaan luwak.
Luwak menyukai biji kopi yang telah matang dan memakannya. Saat biji kopi itu keluar dari saluran pencernaan hewan itu, biji kopi itu mendapat tambahan rasa yang lebih kaya.
Menurut ahli kopi Hong Kong Graffeo, satu kilogram kopi luwak di wilayah otonomo China itu dihargai seharga US$400.
Namun, saat PETA Asia melakukan penyelidikan terhadap sejumlah perkebunan kopi yang menghasilkan kopi luwak di Indonesia dan Filipina, dua produser utama kopi luwak dunia, mereka menemukan bahwa luwak ditangkap di alam, dimasukkan ke dalam kandang kecil, dan hanya diberi makan biji kopi setiap harinya.
Mereka tidak diberi makanan lain dan disimpan di kandang selama bertahun-tahun.
Dalam video penyelidikan mereka, PETA memperlihatkan bahwa luwak-luwak di perkebunan kopi itu memperlihatkan perilaku tidak normal seperti terus bergerak mondar-mandir, berputar-putar, dan menggigit kerangkeng.
Laporan PETA itu menyebabkan tiga hotel papan atas di Hong Kong yaitu Langham Hotel, InterContinental Hotel, dan Landmark Mandarin Oriental memutuskan berhenti menyajikan kopi luwak.
Juru bicara Langham Hotel yang telah menyajikan kopi luwak selama empat tahun mengatakan, "Ketika kami melihat video dari PETA yang memperlihatkan luwak berada di dalam kurungan dan dipaksa makan kopi, kami memutuskan untuk mendukung kampanye PETA."
Hotel InterContinental mengaku tidak mengetahui adanya perilaku tidak berperikemanusiaan dalam pembuatan kopi luwak dan memutuskan untuk tidak menyajikan lagi kopi itu.
Adapun Landmark Hotel menegaskan akan mencoret kopi luwak dari menu mereka mulai bulan depan.
TAGS: LifeStyle, Food, News, World
0 Response